Reformasi Busana Muslim Di Tangan Dian Pelangi
Ambisi Jakarta Fashion Week untuk menjadi fashion week terbesar di Asia Tenggara mungkin bisa dimulai dengan menata lebih strategis manuver pergerakan bisnis busana muslim secara cermat. Secara kasat mata, bisnis inilah yang telah terbukti paling besar secara global volumenya dalam mendatangkan buyer internasional sejak dulu. Dilihat dari skala nasional, konveksi yang memilih memproduksi busana muslim paling unggul kuantitas ekspornya.
Lalu, momen apa lagi yang lebih tepat selain memanfaatkan JFW agar Jakarta tercantum dalam peta pusat perdagangan busana muslim yang diakui dunia? Lupakan dulu ambisi muluk menjadi kiblat fashion muslim. Selain ada isu syariah yang buat beberapa kalangan menuntut desain tertentu, catwalk mode muslim Jakarta masih stagnan di fase menampilkan fashion berbentuk kostum. Padahal, di era kini semua yang berdaya pakailah yang diapresiasi.
Sebagai desainer baru yang melejit berkat debutnya di JFW, Dian Pelangi adalah salah satu desainer busana muslim yang cepat bertengger di radar penikmat fashion. Dian berhasil mencuri hati khalayak fashion lewat gaya busana muslim yang ringan, mengikuti tren dan berjiwa muda. Untuk koleksi terbarunya di JFW yang lalu, Dian Wahyu Utami, memilih tema 'pop batik' dengan menggunakan warna-warna cerah bergaris rancang feminin. Dengan kreatif, ia menabrakkan motif batik dengan blok warna, lalu diramu menjadi tampilan masa kini lewat teknik tumpuk. Sukses tidaknya Dian Pelangi untuk sekali lagi mencuri hati para fashionista Indonesia,
No comments:
Post a Comment